Apakah anda termasuk dalam golongan orang yang suka mengabaiakan penyakit-penyakit ringan seperti demam, sakit kepala atau pilek? Semoga tidak. Karena penyakit yang nampaknya tidak berbahaya tersebut bisa saja merupakan bentuk awal dari gejala atau tanda-tanda penyakit yang sifatnya lebih berbahaya. Contohnya saja, sinusitis. Umumnya, sinusitis dimulai dengan pilek yang disebabkan oleh virus. Kadang salesma menghasilkan begitu banyak lendir hingga saluran hidung yang tersumbat menjadi penuh. Akibatnya, bakteri dalam sinus yang seharusnya berjumlah sedikit, menjadi berkembang dan menyebabkan sinusitis bakteri. Seperti halnya yang pernah saya alami beberapa bulan lalu.
Gambar 1. http://bni6y3b.devhub.com/img/upload/sinus-graphic.gif
Awalnya, saya pikir hanya menderita sakit pilek biasa. Karena gejalanya hampir sama, yaitu selalu bersin-bersin dan sesekali mengeluarkan cairan kental (ingus) dari hidung. Meski telah meminum obat dekongestan yang biasa diual di pasaran, ternyata penyakit saya tersebut tidak kunjung mereda bahkan ketika sudah hampir mencapai dua minggu. Tanpa saya sadari, ternyata ingus kemudian berubah menjadi lebih kental dan hampir berwarna hijau kekuningan. Selain itu, saya juga seringkali mengalami sakit berupa nyeri di sekitar mata atau pipi (area sinus). Akan terasa lebih sakit lagi ketika ditekan atau pada saat menundukkan kepala ke bawah. Selain itu pula akan terjadi pembengkakan di kelopak mata atau daerah sekitar mata. Gejala lain yang dapat ditimbulkan, berupa demam, sakit kepala, kesulitan bernapas melalui hidung, sakit gigi (jarang terjadi) dan napas berbau yang tidak ada hubungannya dengan gigi.
Disamping berbagai macam gejala di atas, saya juga sempat mengalami pendarahan pada hidung. Dimana setiap kali mengeluarkan ingus, selalu diikuti dengan keluarnya darah dari hidung. Awalnya saya menganggap hanya terjadi semacam luka di daerah dinding hidung akibat pilek yang berkepanjangan. Namun nyatanya, gejala keluarnya darah seperti itu tidak segera berhenti setelah lebih dari tujuh hari. Saya tidak begitu resah dengan keluarnya darah dari hidung, karena saya tidak merasakan sakit atau nyeri apapun ketika darah tersebut keluar bersamaan dengan ingus. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk memeriksakan diri di salah satu klinik yang cukup dikenal di Surabaya, tepatnya di bagian Poli Kesehatan Telinga, Hidung dan Tenggorokan.
Sampai di sana, saya bertemu dengan seorang dokter spesialis. Setelah mendengar gejala yang saya alami, dokter tersebut mendiagnosa saya tengah menderita gangguan pada sinus, yaitu sinusitis. Sinusitis dapat terjadi jika salah satu atau beberapa lapisan sinus terinfeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Untuk memastikan, apakah saya positif menderita sinusitis atau tidak, maka dokter menyarankan saya untuk melakukan tes rontgen. Akhirnya saya pun menuju ke laboratorium yang letaknya tidak jauh dari klinik tempat saya memeriksakan diri. Setelah foto rontgen keluar, saya dapat benar-benar dipastikan mengalamai gangguan pada sinus atau sinusitis. Foto sinar X atau CT scan tersebut juga bertujuan untuk melihat sinus mana yang bermasalah. Dan dalam foto rontgen tersebut, dokter memperlihat pada saya letak sinus maksilaris. Sinus ini terletak di area sekitar pipi (dekat hidung). Nampak sekali bahwa terdapat adanya lendir yang memenuhi atau menyumbat daerah sinus maksilaris saya. Hal ini lah yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri di daerah sekitar pipi, karena saluran hidung tersumbat akibat salesma yang mengeluarkan banyak lendir, sehingga bakteri dapat dengah mudah berkembang biak.
Gambar 2. http://wulansukma.files.wordpress.com/2010/08/sinusitis-jadi.jpg
Dokter akhirnya meminta saya untuk menjalani operasi kecil esok hari. Di samping itu, beliau juga memberikan obat-obatan yang disesuaikan dengan penyebab sinusitis yang saya derita. Dokter menduga, sinusitis yang saya alami selain disebabkan oleh kuman juga akibat alergi. Jika alergi terhadap alergen yang dihirup, seperti serbuk sari, bulu hewan atau kutu debu misalnya, maka tubuh akan menganggap partikel yang tidak berbahaya tersebut sebagai penyerang. Sistem imun akan mengadakan perlawanan yang timbul sebagai gejala alergi, biasanya dalam bentuk hidung tersumbat, bersin-bersin, mata gatal dan mata berair. Reaksi semacam ini dapat mengarah pada sinusitis. Karena alergi cenderung bersifat menetap, maka dapat menyebabkan sinusitis kronis. Oleh sebab itu, selain memberikan antibiotik (penanganan untuk infeksi yang disebabkan oleh jamur) dalam jangka panjang pemakaian selama 10-14 hari, dokter juga memberikan obat alergi untuk mengurangi gejala alergi sekaligus mengurangi jumlah dan beratnya serangan sinus. Biasanya juga ditambah dengan obat penghilang rasa sakit. Termasuk di sini aspirin, ibuprofen dan asitaminofen.
Keesokan harinya, tiba saatnya saya menjalani operasi di kediaman dokter spesialis yang sebelumnya memeriksa saya di klinik. Terkadang sinusitis tidak juga sembuh walau sudah diobati. Oleh karena itu, dokter seringkali melakukan operasi sinus endoskopis untuk memperbaiki mekanisme pembuangan cairan lendir. Pembedahan ini, di samping dapat mengurangi gejala, juga tanpa sayatan atau luka parut. Pembedahan endoskopis biasanya dilakukan dengan pembiusan total (pada waktu itu saya tetap sadar, tidak dilakukan pembiusan total dan dalam posisi duduk). Dokter memasukkan endoskop dan alat pemotong halus ke dalam lubang hidung dan sinus yang tersumbat. Dokter kemudian akan membuang membran sinus yang terinfeksi, polip dan fragmen tulang yang menyumbat sinus. Dokter juga akan memperbesar lubang sinus dan menyedot semua cairan yang terperangkap menggunakan alat hisap kecil. Prosedur ini tidak memerlukan rawat inap, karena dalam beberapa hari kita dapat beraktivitas kembali seperti semula.
Gambar 3. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilZqupMxfW747jKD4OdAdeXeWrFVo94hyghEVYVeu095qy4WYEgcAKWpUbjiCqeo5ukyyt4KCHjdlJn6Uf4kMpltJMMRTY42bE3aScsXe_giFKD0tAC6GRIYumGUO65bZu7K0Nk1BlIX-g/s640/smell5.jpg
Setelah pembedahan, kita biasanya akan merasakan sakit kepala ringan, untuk kemudian diperlukan antibiotik dan obat penghilang rasa sakit. Dalam keadaan normal, pada dua minggu pertama setelah operasi akan masih ada rasa tidak nyaman dan pendarahan dari hidung. Sehingga setelah pembedahan, kita harus segera kembali ke dokter untuk check-up dan membuang darah kering. Ada kalanya, sumbatan sinus terulang lagi dan harus melakukan pembedahan ulang. Jadi, masihkah kita menganggap remeh suatu penyakit? Mulai sekarang, kita harus lebih tanggap dan peduli terhadap kesehatan kita sendiri. Salam sehat!^^v
habis bereapa kira2 biaya untuk operasi ringan sinusitis tsb ????
BalasHapusDuuh..jadi takut,soalnya saya jg lg kena pilek batuk udh seminggu,gejalanya sm pula
BalasHapussaya juga pilek kadang juga keluar warna ijo kental aduh ini apa ya?
BalasHapusSaya juga sudah 2minngu ini, ingus hijau kental tp disertai pusing dan gusi cenut2. Pipi kanan dkt hidung nyeri , ini lgsung periksa ke tht ya?
BalasHapussaya sekarang sama ka ingus saya hijau kental ... kepala saya pusibg cenat cenut trus*an ...apa sama.???
BalasHapussaya pernah ngalamin abis pilek ga sembuh2 gigi sakit gitu terus daerah kening sakit apalagi kalo di tekan tekan.
BalasHapusapa ini gejala sinuistis juga?
Saya baru kamis kemarin operasi sinusitis sinus maksilaris Rongga pipi kana, tapi saya bius total, waktu operasi sieh nggak Papa setelah operasi baru berasa sakit, krn tampon yg dilepas sehari setelah operasi waktu ditarik sakit sekali krn tanpa obat bius, Intinya sehat itu mahal teman kita harus bisa menjaga kesehatan krn saya cuman dalam waktu 2 minggu flu sdh mengahasilkan cairan nanah yg banyak
BalasHapusSaya baru kamis kemarin operasi sinusitis sinus maksilaris Rongga pipi kana, tapi saya bius total, waktu operasi sieh nggak Papa setelah operasi baru berasa sakit, krn tampon yg dilepas sehari setelah operasi waktu ditarik sakit sekali krn tanpa obat bius, Intinya sehat itu mahal teman kita harus bisa menjaga kesehatan krn saya cuman dalam waktu 2 minggu flu sdh mengahasilkan cairan nanah yg banyak
BalasHapus