Minggu, 29 Desember 2013

Nurul Afiah Sketch by Dinar Prisca Putri
Ratna Desi Prihandini Sketch by Dinar Prisca Putri
N Lyta Aininsya Sketch by Dinar Prisca Putri
Secretary of Business Support PT Pertamina (Persero) Surabaya Sketch by Dinar Prisca Putri
External Relation PT Pertamina (Persero) UPMS V Sketches by Dinar Prisca Putri
CFDA's Model Sketch by Dinar Prisca Putri

Mengintip Kamar "Orang-Orang Besar" di LP Sukamiskin

Sabtu, 28 Desember 2013. Sore ini saya tidak sengaja menyaksikan program Mata Najwa di Metro TV yang melakukan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin bersama Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana. Ada apa di sana? Dalam tayangan tersebut, diperlihatkan sel Adrian Woworuntu yang merupakan terpidana kasus penipuan dan manipulasi Bank BNI, serta terpidana korupsi, Gayus Tambunan dan Agusrin M. Najamuddin. Dalam kunjungan mendadak tersebut, ditemukan beberapa alat komunikasi yang jelas-jelas dilarang untuk dibawa ke dalam sel, seperti ponsel dan Ipad, beserta charger dan SIM card. Bahkan closet kamar mandi yang semula jongkok juga sudah diganti ke closet duduk, dilengkapi dengan exhaust fan yang ditambahkan sendiri supaya ruangan tidak pengap. Anehnya dalam kunjungan tersebut ditemukan bahwa beberapa narapidana dapat mengunci sel mereka sendiri dari dalam. Menurut Adrian, hal tersebut dilakukan hanya sebatas untuk perlindungan dirinya. Saat ditanya oleh Najwa Shihab apakah ia mendapat ancaman dari luar, laki-laki terpidana kasus penipuan bank tersebut hanya menjawab bahwa ia akan merasa terganggu jika orang atau petugas bisa sembarangan masuk ke dalam selnya. Ukuran sel mereka saja cenderung lebih luas dari standar sel lainnya, khususnya sel yang dihuni oleh mantan Gubernur Bengkulu, Agusrin M. Najamuddin. Namun menurut petugas, tidak ada pengecualin bagi orang-orang tertentu dalam hal pembagian sel. Agusrin hanya secara kebetulan mendapatkan sel yang lebih besar karena bagunan LP sendiri merupakan bangunan lama di jaman Belanda. Hal yang menarik di sel Agusrin adalah adanya white board yang bertuliskan analisa jumlah perolehan kursi dari beberapa partai politik. "Dimanapun saya berada, saya kan tetap anggota Demokrat. Jadi saya berusaha membantu rekan-rekan dalam memecahkan masalah partai," terang pria yang juga membawa Al-Qur'an elektronik ke dalam selnya. Dalam pemeriksaan tersebut ditemukan pula tas milik Agusrin yang berisi beberapa lembar uang sepuluh ribuan dan lima ribuan. Ketika ditanya oleh Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana, untuk apa uang tersebut, Agusrin mengaku menggunakannya untuk diberikan kepada tahanan lain yang membantu memijatnya saat sakit. Ada-ada saja ulah para terpidana “besar” ini untuk tetap hidup nyaman meski berada di balik jerusi besi. Namun pada akhirnya, aturan dan prosedur dalam penjara harus tetap diberlakukan sama bagi semua tahanan LP Sukamiskin. Karena siapapun mereka di masa lalu, saat ini mereka hanyalah seorang narapidana yang dijerat hukuman atas perbuatannya. Oleh karena itu, petugas kemudian segera menyita barang-barang yang seharusnya tidak boleh dibawa masuk ke dalam sel tahanan.-Din

A Little Surprise from Danone

Well, well memang sebagai seorang job seeker sudah seharusnya kita aware buat selalu check mail inbox ya. Jangan sampai anda mengalami “surprise attack” seperti yang saya alami malam ini. Usut punya usut, berawal dari maintenance email yahoo beberapa hari yang lalu, saya mencoba membuka secondary email saya (karena primary email lagi error nggak jelas). Ternyata problemnya sama, yaitu nggak bisa buka inbox, melainkan cuma bisa lihat sekilas di link “Mail” yang ada di Home page yahoo. Dan, “Lhoh, kok ada email dari Danone”. Berpikir sejenak lalu nyeletuk lagi “Oh, mungkin undangan written test bulan November kemarin itu.” Ceritanya saya apply dengan dua email yang berbeda, dan setelah diundang untuk mengikuti written test di acara DanYouth pada November lalu yang bertempat di ITS Surabaya, saya dinyatakan tidak lolos ke tahap selanjutnya yaitu LGD (Leaderless Group Discussion) yang juga dilaksanakan pada hari itu. Fine, beberapa hari berlalu begitu saja tanpa mengungkit lagi soal kegagalan saya di test awal Management Trainee Star Danone. Sampai akhirnya malam ini saya iseng buka mail inbox dari Danone di secondary account email saya itu. Dan, jeng jeng! Setelah dilakukan screening ulang database berdasarkan written test bulan lalu, saya dinyatakan sebagai salah satu shortlisted candidate untuk mengikuti tahap selanjutnya, yaitu LGD session di Jakarta pada 14 Desember kemarin (speechless). Cuma ada muka kaku yang berjam-jam melototin layar laptop seakan gak percaya, “Ini beneran udah tanggal 20 Desember yah? Bukan tanggal 12?”. Ini namanya perasaan antara konyol dan miris banget (yowes lah ya buat pelajaran). Finally I said to myself, “See you Danone! I’m sure Alloh had another plans better than this.” Ikhlas bro! :) Bojonegoro, 20 Desember 2013 P.S. As long as you have hope, Alloh will find you a way. Just do not give up to keep trying!

Be Brave to Galau!

"Galau itu bentuk dari proses. Itu tandanya kita mau berpikir."-Moch. Yunus, MA (Dosen Pembimbing Skripsi) Jadi jangan takut pada kegalauan yang mungkin kamu alami ditengah proses penulisan skripsi (curhat). Itu artinya, kamu punya hasrat yang kuat untuk segera menuntaskann tanggung jawabmu sebagai seorang mahasiswa. So, be brave to galau! Tapi ingat, jangan sampai kegalauan itu bertransformasi jadi peyakit yang bisa mematikan semangat berpikirmu. Jadikan kegalauanmu itu sebasgai pacemaker* yang membangkitkan kembali "hidupmu". Bukankah hidup selalu penuh dinamika? Sama halnya dalam proses penulisan skripsi, gonta-ganti topik itu hal biasa, sering banget revisi juga wajar . So, jangan jadikan galau sebagai alasan untuk tidak menyelesaikan tulisanmu yang begitu luar biasa. Karena galau bisa jadi baik ketika kita memahaminya dari sudut pandang yang benar. Surabaya, 6 November 2012 Gak galau, gak gaul! ^^v

Minggu, 30 Desember 2012

Like Puzzles

“Man and woman are like puzzles.” –William Sakhespeare (1564-1616) Saat kau membeli sebuah mainan – puzzle, kemudian mulai menyusunnya, mengaduk-aduk, mencari-cari pasangan yang tepat untuk mengisi bagian-bagian yang masih kosong, percayalah bahwa kepingan-kepingan puzzle tersebut menyimpan sebuah filosofi tersendiri. Ya, ketika kau mulai memainkan kepingan-kepingan itu, ia pun mulai bercerita padamu sekelumit konsep tentang kehidupan dan terlebih bercerita tentang makhluk berwujud pria dan wanita – adam dan hawa. Puzzle itu ibarat kehidupan. Kehidupan yang saat ini tengah berjalan. Kehidupan yang terkadang mudah seperti ketika kau menemukan pasangan-pasangan puzzle yang tepat dan kerap kali terasa sulit seperti ketika kepingan-kepingan itu belum juga menemukan kepingan lain yang mampu melengkapinya. Jika demikian, menyusun puzzle sama halnya dengan menyusun kehidupan. Ada kalanya hidupmu mengalami carut marut yang menyesakkan, karena cinta yang tak tersampaikan, cita yang tak terwujudkan, atau karena peradaban yang semakin tak berkeadilan, benar-benar seperti kepingan puzzle yang masih berserakan itu. Lalu kau mulai menyusunnya, menata hidupmu kembali dengan sangat berhati-hati. Dalam prosesnya, tentu selalu ada cerita tentang tangis dan tawa, tentang kemudahan dan kesulitan, kegelisahan dan kepercayaan, serta keterpurukan dan kebangkitan. Dan ketika puzzle itu telah tersusun, maka kehidupanmu menjadi lengkap dengan segala pelajaran tentang sabar dan ikhlas akan masa lalu dan bijaksana dalam menghadapi hari ini serta esok. Sementara puzzle juga menceritakan makhluk Tuhan bernama pria dan wanita. Keduanya tak ayal seperti kepingan-kepingan puzzle itu. Keduanya diciptakan untuk berpasang-pasangan dan saling mengisi, melengkapi. Fahd Djibran (2011) dalam bukunya, “Yang Galau, yang Meracau!” mengungkapkan bahwa Jerry (Tom Cruise) dalam film Jerry Maguire (1996) berkata pada Dorothy Boyd (Reene Zellweger), “You complete me.” Ketika itu, Jerry hendak menyatakan bahwa meskipun keseluruhan dirinya tampak berlawanan dengan sikap dan sifat yang dimiliki Dorothy, ia mengakui bahwa sebenarnya kehadiran Dorothy dalam hidupnya justru telah melengkapi banyak hal yang tak dimilikinya – kekosongan dalam diri Jerry (Djibran, 2011: 103). Dalam hal ini, perbedaan memang seharusnya tidak menjadi penghalang bagi setiap pasangan – pria dan wanita. Karena sejatinya, perbedaan itulah yang nanti menjadi pelengkap dari yang tidak dimiliki. Bagaimanapun, pria dan wanita diciptakan untuk saling menggenapi dan melengkapi satu sama lain, agar saling mengisi ruam-ruam kosong dalam diri dan kehidupan mereka, just like puzzles. “Itulah sebabnya kukatakan kepadamu. Bagiku, kaulah perempuan paling sempurna yang kumau. Sebab mencintaimu, menggenapkan seluruh hidupku.”-Fahd Djibran, 2011 Bojonegoro, 17 Januari 2012