Saat merangkaikan kata demi kata dalam tulisan ini, saya pun mulai kembali mengingat memori 13 September silam. Suatu pengalaman pertama dalam hidup saya, melakukan kunjungan ke sebuah panti asuhan dalam rangka bakti sosial. Tepat jam 09.30 WIB, bersama tiga belas anggota Kelompok Filipina lainnya, kami berangkat menyusuri ruas-ruas kota surabaya yang ramai dengan deru klakson yang membahana. Hingga akhirnya kami pun sampai di ruas gang yang sempit, tempat dimana Panti Asuhan Adinda berada.
Suasana di panti kala itu masih sangat sepi. Hanya terlihat beberapa anak panti yang berlalulalang di sekitarnya. Beberapa menit kemudian, seorang lelaki paruh baya keluar dari dalam ruangan. Dengan langkah yang sedikit tergesa, beliau menghampiri kami yang saat itu tengah berjajar di halaman. “Naik saja ke atas, Mas, Mbak, biar saya panggil anak-anak dulu,” ucapnya pada kami. Dengan membawa beberapa bingkisan yang telah dipersiapkan sebelumnya, kami pun menaiki satu per satu anak tangga yang menjulang ke atas gedung.
Sesampainya di aula atas, kami meletakkan semua perlengkapan, mempersiapkan, dan dengan sabar menanti kedatangan seluruh anak-anak panti. Setelah beberapa waktu terlewati, rombongan anak panti pun mulai mengisi penuh ruangan. Segera saja kami memulai acara dengan suasana yang ceria disertai perasaan bahagia dari masing-masing dari kami karena bisa ikut berpartisipasi.
Setelah melakukan serangkaian acara, bakti sosial di Panti Asuhan Adinda pun berakhir pukul 12.30 WIB.
Rasa haru seketika meluap di sela-sela ruangan, saat kami saling berjabat tangan dengan mereka, anak-anak panti yang hebat. Meski hanya dalam hitungan waktu kami di sana, namun perasaan kami serasa telah ikut berbaur bersama anak-anak dan suasana panti.
Bagi saya pribadi, kegiatan bakti sosial di Panti Asuhan Adinda ini meninggalkan kesan yang begitu mendalam. Melihat senyum yang merekah di bibir mereka, membuat hati ini bergetar. Mereka tetap tersenyum dan berdiri tegar, meskipun cobaan yang menimpa mereka teramat besar. Kehilangan orang tua, keluarga dan tempat tinggal yang seutuhnya, tak membuat mereka putus asa. Dengan lantang mereka tetap mengobarkan semangat meraih cita-cita setinggi langit di angkasa.
Bercermin dari keseharian anak-anak di Panti Asuhan Adinda, membuat saya belajar untuk lebih menghargai hidup. Kita hendaknya mensyukuri semua karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita sehingga kita tak hanya mengeluh, mengeluh, dan terus mengeluh kepada kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar