Level of analysis is a product from scientivic revolution. Dengan kata lain, ia adalah produk pada tahun 1970an, dimana yang paling dominan adalah revolusi struktural, karena fenomena yang sering muncul pada masa itu adalah berupa isu-isu struktural, seperti negara, pemimpin, atau kelompok-kelompok tertentu. Namun pada sekarang ini tidak demikian, karena tidak semua bisa diklasifikasikan secara jelas. Misalnya MNCs yang merupakan fenomena baru, harus diklasifikasikan dalam kategori apa? Apakah negara, individu, atau yang lain? Hal ini kemudian mendapat kritikan dari beberapa pengamat, karena dinilai sudah tidak relevan lagi. Namun meskipun demikian tentu peringkat analisis tersebut tetap memiliki peran dan fungsi dalam menentukan apa variabel dependence dan independence, serta apa unit analisis dan apa unit eksplanasinya, dimana hal tersebut mutlak dilakukan. Faktanya, tidak ada kewajiban untuk menggunakan level of analysis di sebuah penelitian, hanya saja penggunaannya penting demi menentukan fokus penelitian itu sendiri.
Pada dasarnya, peringkat analisis adalah suatu proses untuk menetapkan unit analisis dan unit eksplanasi. Unit analisis ini bisa juga disebut sebagai variabel dependen, yaitu varibel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lainnya (sebagai variabel Y) (Silalahi, 2006: 123). Sementara, unit eksplanasi bisa juga disebut sebagai variabel independen, yaitu variabel yang keberadaannya mempengaruhi variabel dependen (sebagai variabel X) (Silalahi 2006: 122). Penggunaan level of analysis itu sendiri tergantung pada apakah kita bisa menentukan level of analysis berupa unit analisis dan unit eksplanasi dari fenomena yang hendak diteliti. Selain itu, boleh sebenarnya menggunakan lebih dari satu tingkat analisis, namun hasilnya tidak akan fokus, karena dibutuhkan suatu metode yang dapat mengunci penelitian kita agar tidak cenderung melebar kemana-mana.
Sumber:
Kuliah Metode Analisis HI (14 November 2011) oleh A. Safril Mubah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar