Sabtu, 28 Mei 2011

KONSEKUENSI KULTURAL TERHADAP GLOBALISASI

1.Homogenisasi
Culture menjadi sesuatu yang tunggal (homogen)  sering diasosiasikan dengan kultur Barat (Amerika  Americanization). Konsekuensi ekonomi global (bercermin pada ekonomi Amerika), maka culture ikut mengglobal.
Amerikanisasi dianggap sebagai sebuah ancaman, sehingga timbul gerakan yang menolak homogenisasi budaya dengan berbagai macam bentuk. Ex: Jihad, gerakan-gerakan fundamentalisme, nasionalisme (semua bersifat cultural resistance). Ada kultur tertentu yang merasa terjajah oleh yang lain (Ex: Indonesianisasi mungkin lebih bebahaya dari Amerikanisasi untuk orang Papua; atau Japanization lebih berbahaya dari Americanization bagi orang Korea).

2.Polarisasi
Menganggap adanya “the limit of cultural homogenization”  polarization. Orientalisme (Edward)  seolah-olah menganggap bahwa Western lebih penting, populer, dominan, rasional, dan lebih benar dari Eastern. Ada semacam dikotomi antara Barat dan Timur. Barat: dinamis, rasional, civilize, fungsional, scientific; Timur: tidak berubah sama sekali, irrasional, barbarian, disfungsional, supercicious. Tidak akan ada homogenisasi budaya, tapi akan terus terpolarisasi (tidak mungkin tunggal). Pada intinya menganggap civilization yang sangat bertabrakan antara dunia Barat (Mc World) dan Timur.
Kritik: “How to define culture?”
Contoh polarisasi: Western mulai menuju ketimuran (Easternized) melalui kontak-kontak antar budaya.

3.Hibridisasi

Hasil dari pencampuran berbagai macam budaya. Ex: Bahasa Indonesia, Bahasa Esperanto (kontra: dianggap sebagai proyek gagal  dianggap bukan bahasa hibrid, dikonstruksi untuk dipakai dimana saja, namun gagal karena terlalu membingungkan). Interaksi kultural yang terus menerus akan membentuk hibridisasi (Ulf Hannerz, 1992). Sulit untuk mengatakan atau tidak ada jaminan bahwa budaya itu benar-benar murni, tanpa bercampur dengan budaya lain. Bisa berasal dari kolonialisasi, migrasi, cross-border employment, different cultural background intermarriage.

NB:
Revie Kuliah "Kosmopolitanisme, Nasionalisme, dan Fundamentalisme" (27 Mei 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar